Islam dan Paradigma Pembangunan Pertanian
Pembangunan pertanian memiliki peranan yang krusial dalam mencapai ketahanan pangan dan kesejahteraan masyarakat. Dalam konteks ini, Islam menawarkan paradigma pembangunan pertanian yang berkelanjutan, berkeadilan, dan berbasis pada nilai-nilai syariat. Artikel ini akan membahas bagaimana prinsip-prinsip Islam dapat diterapkan dalam pembangunan pertanian.
- Kepentingan Pertanian dalam Islam, islam mengakui bahwa pertanian adalah salah satu sumber kehidupan utama bagi umat manusia. Al-Qur’an menegaskan pentingnya pertanian sebagai sumber pangan dan rezeki. Dalam Surah Al-An’am, Allah berfirman:
وَهُوَ ٱلَّذِىٓ أَنزَلَ مِنَ ٱلسَّمَآءِ مَآءً فَأَخْرَجْنَا بِهِۦ نَبَاتَ كُلِّ شَىْءٍ فَأَخْرَجْنَا مِنْهُ خَضِرًا نُّخْرِجُ مِنْهُ حَبًّا مُّتَرَاكِبًا وَمِنَ ٱلنَّخْلِ مِن طَلْعِهَا قِنْوَانٌ دَانِيَةٌ وَجَنَّٰتٍ مِّنْ أَعْنَابٍ وَٱلزَّيْتُونَ وَٱلرُّمَّانَ مُشْتَبِهًا وَغَيْرَ مُتَشَٰبِهٍ ۗ ٱنظُرُوٓا۟ إِلَىٰ ثَمَرِهِۦٓ إِذَآ أَثْمَرَ وَيَنْعِهِۦٓ ۚ إِنَّ فِى ذَٰلِكُمْ لَءَايَٰتٍ لِّقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ
“Dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau. Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak; dan dari mayang korma mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan (Kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak serupa. Perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya berbuah dan (perhatikan pulalah) kematangannya. Sesungguhnya pada yang demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Al-An’am: 99)
Pentingnya pertanian dalam Islam tidak hanya berfungsi untuk memenuhi kebutuhan fisik, tetapi juga berkontribusi pada stabilitas sosial dan ekonomi.
- Prinsip Berkelanjutan
Salah satu aspek penting dalam paradigma pembangunan pertanian Islam adalah keberlanjutan. Islam mengajarkan umatnya untuk tidak merusak lingkungan dan mengelola sumber daya alam dengan bijaksana. Dalam Surah Al-A’raf, Allah berfirman:
وَلَا تُفْسِدُوا۟ فِى ٱلْأَرْضِ بَعْدَ إِصْلَٰحِهَا وَٱدْعُوهُ خَوْفًا وَطَمَعًا ۚ إِنَّ رَحْمَتَ ٱللَّهِ قَرِيبٌ مِّنَ ٱلْمُحْسِنِينَ
“Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-A’raf: 56)
Prinsip ini mendorong para petani dan pengelola pertanian untuk menerapkan praktik pertanian ramah lingkungan, seperti penggunaan pupuk organik, konservasi tanah, dan pengelolaan air yang efisien.
- Pemberdayaan Ekonomi
Pembangunan pertanian dalam Islam juga menekankan pentingnya pemberdayaan ekonomi masyarakat. Dengan memanfaatkan sumber daya lokal dan meningkatkan keterampilan pertanian, masyarakat dapat meningkatkan produksi dan pendapatan. Rasulullah SAW bersabda:
“Sebaik-baik pekerjaan adalah pekerjaan yang dilakukan oleh tangan sendiri.” (HR. Ahmad)
Hadis ini mendorong umat Islam untuk mengembangkan pertanian sebagai usaha mandiri yang dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga dan masyarakat.
- Keadilan Sosial
Islam mendorong distribusi hasil pertanian secara adil. Konsep zakat dalam Islam adalah salah satu bentuk keadilan sosial, di mana petani yang memiliki kelebihan hasil pertanian diwajibkan untuk memberikan sebagian hasilnya kepada yang membutuhkan. Dalam Surah Al-Baqarah, Allah berfirman:
وَلَوْ أَنَّهُمْ ءَامَنُوا۟ وَٱتَّقَوْا۟ لَمَثُوبَةٌ مِّنْ عِندِ ٱللَّهِ خَيْرٌ ۖ لَّوْ كَانُوا۟ يَعْلَمُونَ
“Sesungguhnya kalau mereka beriman dan bertakwa, (niscaya mereka akan mendapat pahala), dan sesungguhnya pahala dari sisi Allah adalah lebih baik, kalau mereka mengetahui.Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan menyucikan mereka.” (QS. Al-Baqarah: 103)
Distribusi yang adil ini membantu mengurangi kesenjangan sosial dan ekonomi, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
- Inovasi dan Teknologi Pertanian
Islam tidak melarang penggunaan teknologi dalam pertanian, melainkan mendorong umatnya untuk mencari ilmu dan mengembangkan inovasi yang dapat meningkatkan hasil pertanian. Dalam Surah Al-Mujadila, Allah berfirman:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِذَا قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا۟ فِى ٱلْمَجَٰلِسِ فَٱفْسَحُوا۟ يَفْسَحِ ٱللَّهُ لَكُمْ ۖ وَإِذَا قِيلَ ٱنشُزُوا۟ فَٱنشُزُوا۟ يَرْفَعِ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مِنكُمْ وَٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْعِلْمَ دَرَجَٰتٍ ۚ وَٱللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
“Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam majlis”, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Mujadila: 11)
Penggunaan teknologi modern, seperti irigasi yang efisien, varietas tanaman unggul, dan teknik pertanian presisi, dapat meningkatkan produktivitas dan keberlanjutan.
Paradigma pembangunan pertanian dalam Islam mencakup prinsip keberlanjutan, pemberdayaan ekonomi, keadilan sosial, dan inovasi. Dengan menerapkan nilai-nilai syariat dalam pembangunan pertanian, umat Islam tidak hanya dapat mencapai ketahanan pangan tetapi juga menciptakan masyarakat yang sejahtera dan berkelanjutan. Pertanian yang berlandaskan pada prinsip-prinsip Islam akan memberikan manfaat tidak hanya bagi individu, tetapi juga bagi masyarakat dan lingkungan, menciptakan harmoni antara manusia dan alam.
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!